الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ،
وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الأَنبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ
وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ :
فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقوا اللهَ وأَصلِحوا
أَمْرَ دِينِكم ومعَاشِكم، وتَفكَّروا فِي مَصِيرِكم ومَآلِكم.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hari ini tanggal 4 Januari adalah
Jum’at pertama di tahun 2013, masih dalam suasana tahun baru masehi. Baru saja
kita merasakan atau terlibat langsung dalam semarak perayaan pergantian tahun
dengan beragam bentuknya, ramai pada setiap sudut kota dan desa. Beragam acara digelar, dari
yang resmi pemerintahan, kelompok sosial, keluarga dan individu masing-masing.
Suara riuh terompet, aneka kembang api, petasan, panggang jagung dan ikan bakar
menghiasi meriahnya malam pergantian tahun baru tersebut.
Dari gambaran perayaan tersebut di atas, kita dapat
menangkap kesan bahwa datangnya tahun baru menimbulkan rasa gembira pada
sebagian orang. Pertanyaan adalah apa yang membuat kita gembira? Maka alangkah
baiknya apabila rasa gembira tersebut didasari oleh spirit makna yang
terkandung pada setiap perayaan tahun baru dengan sedikit banyak mengetahui
asal-usulnya.
Jamaah Sholat Jum’at
yang berbahagia
Ada beberapa makna yang dapat
kita jadikan spirit pada perayaan tahun baru ini, pertama, bahwa tahun baru
adalah tahun harapan dan optimis. Ada
banyak sistem penanggalan di dunia
terkait dengan pergantian tahun secara periodik selain tahun baru masehi
saat ini, yang pada umumnya bermuatan relijius, dilatarbelakangi oleh sejarah perubahan sosial dari masa kelam
kepada masa yang bersinar, syarat dengan pesan-pesan moral dan lambang
kemenangan bagi kebaikan. Maka kerap saja bahwa pergantian tahun dari generasi
ke generasi selalu memunculkan rasa optimisme dan harapan-harapan baru yang
akan dicapai bagi setiap penganutnya.
Sejatinya, harapan dan rasa optimisme itu
dibangun tidak pada saat tahun baru saja, namun pada setiap saat, setiap detik
waktu kita tidak boleh putus akan harapan. Namun barangkali karena sifat
manusia lalai dan pelupa, maka disediakanlah oleh Allah fasilitas-fasilitas
waktu istimewa untuk menumbuhkan kesadaran untuk memperbaiki diri, salah
satunya adalah tahun baru masehi sekarang ini
Jamaah sholat Jum’at yang berbahagia
Kedua, makna tahun baru yang dapat kita ambil hikmahnya
adalah bahwa dengan bertambahnya tahun, maka hakikatnya semakin berkurang usia
atau umur kita. Maka menyadari sepenuhnya seraya mengintrospeksi diri kita dan
mentaubati segala dosa dan kekeliruan kita di tahun yang lalu adalah langkah
bijak di tahun baru ini. Membangun optimisme serta berusaha memperbaiki segala
kesalahan, serta mengisi hari-hari yang akan datang dengan perbuatan-perbuatan
baik dan hal-hal yang bermanfaat lainnya jadikanlah harapan dan resolusi kita
untuk tahun-tahun yang akan kita lalui.
Rasa gembira kita dengan datangnya tahun baru ini jadikan
sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Allah swt bahwa kita masih diberi
kesempatan untuk mempergunakan umur dan segala fasilitas hidup yang akan kita
pertanggungjawabkan nanti, sebagaimana disabdakan Nabi saw.
لَا
تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ عَزَّ
وَجَلَّ حَتَّى يَسْأَلَهُ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ
شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا
أَنْفَقَهُ، وَمَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ
“Tidak
akan bergeser kaki manusia pada hari kiamat dari sisi Rabnya sehinga ditanya
tentang lima hal: tentang umurnya untuk apa ia pergunakan, masa mudanya untuk
apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia infakkan,
dan tentang ilmunya apa yang ia amalkan (darinya).
Janganlah dikemudian hari kita termasuk
orang-orang yang menyesal karena tidak dapat mempergunakan karunia Allah dengan
sebaik-baiknya berupa kesempatan hidup dengan berbagai amal kebajikan, hingga
kita akan mengalami nasib yang tragis pada saat tutup usia kita, sebagaimana
diilustrasikan dalam al-Qur’an:
حَتَّى
إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ
صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ
وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia
berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari
mereka dibangkitkan.” (Qs Al
Mukminun: 99-100)
Jamaah Sholat Jum’at yang berbahagia
Maka tanpa kita harus memperdulikan tahun barupun, bahwa setiap detik
waktu kita pada hakikatnya adalah kesempatan yang tidak akan datang untuk kedua
kalinya, maka setiap hari, bulan, tahun adalah baru bagi kita, dan tidak akan
kita alami lagi hari, bulan dan tahun yang sama esok hari. Dan Nabi senatiasa
mengajarkan agar senantiasa kita dalam keadaan mengingatNya, saat kita baru
terbangun dari tidur sekalipun.
إِذَا
اسْتَيْقَظَ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِي
وَرَدَّ عَلَيَّ رُوحِي وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ
“Jika seorang terbangun hendaklah mengucapkan: “Segala puji bagi
Allah yang telah menyelamatkanku tubuhku, dan mengembalikan nyawa kepadaku,
serta mengizinkanku untuk berdzikir kepadaNya” (HR. Tirmidzi)
Inilah sebagian dari ajaran Nabi
untuk kita selalu wamas diri dari setiap
inci langkah kita agar tidak jatuh dalam kesia-sian umur kita.
وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3)
Semoga setiap detik waktu kita, besertanya keridhoan
Allah swt. Amin ya Rabbal’alamin.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ
يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ الله لِيْ وَلَكُمْ
اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ.
وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ.
اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ
وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !!
اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ
مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ
بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ
قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا
اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا
وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا
وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ
سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا
مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ
لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
gan, izin bwt tambahan materi khutbah...
BalasHapusIjin juga ya
BalasHapusMohon izinnya gan buat materi khutbah nanti.
BalasHapusSemoga makin sukses gan.
Amin
ijin juga gan
BalasHapusmohon izin COPAS. Syukron
BalasHapusmonggo silahkan copaz
BalasHapusMohon izinnya gan, utk copas n share
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamu'alaikum wr wb izin copy ustadz
BalasHapusIZIN COPY USTD
BalasHapus