اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ حَمْدَ الشَاكِرِيْنَ ، وَأُثْنِيْ عَلَيْهِ سُبْحَانَهُ
ثَنَاءَ المُنِيْبِيْنَ اَلذَّاكِرِيْنَ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ إِلَهَ الْأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ
وَقُيُوْمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِيْنَ وَخَالِقِ الخَلْقِ أَجْمَعِيْنَ
، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُهُ وَخَلِيْلُهُ
وَأَمِيْنُهُ عَلَى وَحْيِهِ وَمُبَلِّغِ النَّاسَ شَرْعَهُ ؛ فَصَلَوَاتُ اللهِ
وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ .
أَمَّا
بَعْدُ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى ، اِتَّقُوْا اللهَ
فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ وَأَرْشَدَهُ
إِلَى خَيْرٍ أُمُوْرٍ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ .
Kaum muslimin wal
muslimat yang dirahmati Allah.
Bulan Ramadhan
beberapa saat lagi akan datang menjumpai kita, bulan yang mulia, yang
diharapkan oleh orang-orang shalih perjumpaan dengannya. Di bulan tersebut,
seseorang bisa mengumpulkan pahala yang banyak dengan waktu yang singkat demi
mencapai kedudukan yang mulia di sisi Allah Ta’la.
Banyak sekali pelajaran
yang dapat diambil darinya, di antaranya:
Ikhlas
Ikhlas merupakan fondasi
pertama diterimanya suatu amalan ibadah seorang hamba. Dalam ibadah puasa
secara khusus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من صام
رمضان إيمانا واتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barang siapa berpuasa
di bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala
Allah, maka akan diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR. bukhori dan Muslim)
Demikian pula dalam
setiap amal ibadah kita, marilah kita ikhlaskan murni hanya untuk Allah semata
sehingga kita tidak mengharapkan selain Allah. Ingatlah bahwa sebesar apa pun
ibadah yang kita lakukan tetapi bila tidak ikhlas mengharapkan wajah Allah maka
sia-sia belaka tiada berguna.
Dalam sebuah hadis
riwayat Imam Muslim no. 1905 dikisahkan bahwa tiga golongan yang pertama kali
dicampakkan oleh Allah adalah mujahid, pemberi shodaqoh, dan pembaca Alquran.
Perhatikanlah, bukankah jihad merupakan amalan yang utama?! Bukankah shodaqoh
dan membaca Alquran merupakan amalan yang sangat mulia? Namun, kenapa mereka
malah dicampakkan ke neraka?! Jawabannya, karena mereka kehilangan keikhlasan
dalam beramal.
Mutaba’ah
Mengikuti sunah
merupakan fondasi kedua untuk diterimanya suatu ibadah. Betapa pun ikhlasnya
kita dalam beribadah tetapi kalau tidak sesuai dengan sunah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam maka tertolak dan tidak diterima. Oleh karenanya, dalam
berpuasa kita meniru bagaimana puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti
mengakhirkan sahur dan bersegera dalam berbuka.
لاَ
يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Manusia akan senantiasa
berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan
sahur.” (HR. Bukhori-Muslim)
Takwa dan Muroqobah
Meraih derajat takwa
merupakan tujuan pokok ibadah puasa. Allah berfirman,
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Seorang yang berpuasa
tidak akan berbuka sekalipun manusia tidak ada yang mengetahuinya karena merasa
takut dan merasa diawasi oleh Allah dalam gerak-geriknya. Demikianlah hendaknya
kita dalam setiap saat merasa takut dan diawasi oleh Allah di mana pun berada
dan kapan pun juga, terlebih ketika kita hanya seorang diri. Apalagi pada zaman
kita ini, alat-alat kemaksiatan begitu mudah dikonsumsi, maka ingatlah bahwa
itu adalah ujian agar Allah mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang takut
kepada-Nya.
Persatuan
Bersatu dan tidak
berpecah belah merupakan suatu prinsip yang diajarkan Islam dalam banyak ayat
Alquran dan hadis. Dalam puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَوْمُ
يَوْمَ تَصُوْمُوْنَ وَالفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُوْنَ
“Puasa itu hari (ketika)
manusia berpuasa dan hari raya itu hari (ketika) manusia berhari raya.” (HR.
tirmidzi no. 607 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah no. 224)
Ya, demikianlah ajaran
Islam yang mulia. Lantas kenapa kita harus berpecah belah dan fanatik terhadap
kelompok dan golongan masing-masing, padahal sembahan kita satu, Rasul kita
satu, ka’bah kita satu, dan Alquran kita satu?! Oleh karenanya, marilah kita
rapatkan barisan kita dan rajut persatuan dengan mengikuti Alquran dan sunah,
taat kepada pemimpin kita, dan mengingkari setiap pemikiran yang mengajak
kepada perpecahan.
Kembali kepada Ajaran Alquran
Bulan Ramadhan
adalah bulan diturunkannya Alquran yang berisi petunjuk bagi umat manusia.
Allah berfirman,
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang haq dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Maka hal ini memberikan
pelajaran kepada kita kaum muslimin agar kembali kepada ajaran Alquran dengan
membacanya, memahami isinya, mengamalkannya, dan menjadikannya sebagai cahaya
dalam menapaki kehidupan ini.
Bulan Ramadhan
adalah bulan kasih sayang dan kedermawanan, karena bulan itu adalah bulan yang
sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda. Nabi kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi
apabila di bulan Ramadhan, sehingga digambarkan bahwa beliau
lebih dermawan daripada angin yang kencang.
“Barangsiapa memberi
makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala semisal oran yang berpuasa, tanpa dikurangi dari
pahala yang orang berpuasa sedikit pun.” (HR. Tirmidzi no. 807 dan dishohihkan
al-Albani)
Semoga Allah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kita bisa melaksanakan puasa dengan baik dan
benar dan semoga kita tergolong sebagai hamba yang bertakwa dan soleh, amin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ
بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ
قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ
لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ
لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !!
اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ
مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ
قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ
اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ
عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ
الْعَطِيَّاتِ* رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ * اَلَّلهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلَبلاَءِ وَاْلغَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَاْلفَخْشَاءَ وَاْلمُنْكَرَ
وَسُيُوْفَ اْلُمْخَتِلفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَاْلِمحَنَ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَا صَّةً
وَمِنْ بُلْدَاِن اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ
قَدِ ْيٌر رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ
لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ رَبَّنَااَتِنَافِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar