Search

Senin, 08 September 2014

OPTIMIS DAN POSITIF THINKING



اَلْحَمْدُ للهِ اَّلذِى هَدَانَا ِلهَذَا وَمَا كُنَّا ِلنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أَنْ هَدَانَااللهُاَشْهَدُ اَنْ لآاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهَ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَ نَا مُحَمَّدٍ خَتَمِ اْلأَ نْبِيِاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمِ. فَيَا اَيُّهَااْلُمْسِلُمُوْنَ فَيَا اَيُّهَا اْلُمؤْمِنُوْنَ رَحِمَكُمُ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله : ِإتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَاَلى فِي كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ :أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ : وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعَا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاْذكُرُوْا نِعْمَةََ  اللهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ ى  ِاخْوَانًا.
Jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, “Ana ‘inda zhanni ‘abdi bi” (Aku seperti yang diduga/dibayangkan hamba-Ku). Imam Al-Qurthubi, seperti dikutip pakar hadis Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Baari (13/386), menjelaskan dugaan atau sangkaan dimaksud adalah “dugaan pasti dikabulkan jika berdoa, diterima jika bertobat, diampuni jika memohon ampunan (istighfar), diberi balasan jika beribadah sesuai ketentuan”. Imam Nawawi dalam Syarh shahih Muslim (17/2) menambahkan, “dugaan akan diberi kecukupan dalam hidup jika ia minta dicukupi”.

Hadis di atas mengajak kita untuk bersikap optimis dalam menjalani kehidupan. Sekecil apa pun yang kita lakukan, selagi disertai ketulusan, pasti akan diberi balasan oleh swt. (QS. Ali Imran 195). Sebab rahmat Allah sangatlah luas, “maka janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah”, demikian QS.Yusuf ayat 87. Segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit telah diperuntukkan untuk kebaikan manusia, karena ia telah dipilih untuk bertugas menjadi khalifah yang akan memakmurkan bumi.

Sikap optimis inilah yang akan memberi dorongan kuat dalam diri untuk berkarya, berkreasi dan berprestasi. Sebagai contoh kisah Thalut dan Jalut yang terekam dalam (QS.Al-Baqarah 247-251). Tanpa motivasi yang kuat bahwa pertolongan Allah pasti akan turun, tidak mungkin dengan jumlah pasukan yang sangat terbatas raja muda, Thalut, berhasil menyelamatkan bangsa Bani Israel dari kekejaman dan kedigdayaan Jalut. Motivasi itu tumbuh karena mereka yakin pasti akan “menjumpai Tuhan”, sehingga “berapa banyak kelompok minoritas/ kecil berhasil mengalahkan mayoritas/ besar dengan kekuasaan Allah” (QS. Al-Baqarah 249). Dengan motivasi dan keyakinan yang kuat, Nabi Ya’qub yang sudah tua renta dan hilang penglihatan dipertemukan kembali dengan anaknya, Yusuf as., setelah berpisah sekian lama.

Memang betul bahwasanya; “tak seorang pun dapat mengubah yang sudah ditakdirkan’”. Tetapi dalam pandangan Islam, manusia memiliki kebebasan untuk memilih antara kebaikan atau keburukan (QS. Al-Balad: 10), (QS. Al-Syams : 8). Karena itu, jika diterpa musibah atau keburukan, jangan tergesa-gesa menyalahkan Tuhan, orang lain atau lingkungan. Ketahuilah, “Kebaikan yang kamu terima adalah dari Allah, dan keburukan yang kamu derita berasal dari dirimu sendiri”; QS. Al-Nisa Ayat 79. Ayat 10 surah al-Jin mengajarkan kepada kita bagaimana bersopan santun kepada Tuhan dengan tidak menisbatkan keburukan kepada-Nya. “Dan kami tidak tahu, apakah keburukan yang diinginkan oleh penghuni bumi (asyarrun urida biman fil arhd), ataukah mereka menghendaki agar Tuhan memberikan petunjuk (kebaikan) kepada mereka (arada bihim rabbuhum rasyada)”. Perhatikan, ketika menunjuk keburukan kata yang digunakan bersifat pasif/majhul (urida), dan ketika menunjukkan kebaikan kata yang dipilih bersifat aktif (araada).

Seorang yang berfikir positif akan diliputi dengan ketenangan dan hidup yang stabil. Kebaikan akan diterima sebagai anugrah yang patut disyukuri, bukan berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya, musibah akan dihadapi sebagai cobaan yang membuatnya tertantang untuk menggapai hikmah (kebaikan) di balik itu. Untuk itu ia akan bersikap terbuka menerima saran dan ide. Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik. Bahkan cobaan justru semakin membuatnya optimis akan rahmat Tuhan. Perhatikan kehidupan Nabi Ya’qub. Dalam sebuah riwayat, Ya’qub memperoleh keistimewaan karena cobaan demi cobaan yang diderita telah membuatnya semakin berbaik sangka (husnu al-zhann) kepada Tuhan (Tafsir Ibnu Katsir 4/18). Keluh kesahnya hanya ditumpahkan kepada Allah Swt (QS. Yusuf 86), bukan kepada orang lain. Sehingga beliau cepat mengambil tindakan dengan mengirim kembali anak-anaknya ke Negeri Mesir untuk mencari Yusuf (QS. Yusuf 87).

Hadirin jamaah jum’at yang berbahagia
Tanda pemahaman yang benar akan arti iman adalah tidak adanya kekecewaan akan apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini. Sebaliknya, jika seseorang gagal melihat kebaikan dalam setiap peristiwa yang terjadi dan terperangkap dalam ketakutan, kekhawatiran, keputusasaan, kesedihan, dan sentimentalisme, ini menunjukkan kurangnya kemurnian iman. Dengan kata lain salah satu ciri orang beriman adalah selalu berpikir positif. Orang yang beriman mengetahui bahwa peristiwa yang pada awalnya terlihat tidak menyenangkan, termasuk hal-hal yang disebabkan oleh tindakannya yang salah, pada akhirnya akan bermanfaat baginya. Jika ia menyebutnya sebagai “kemalangan”, “kesialan”, atau “seandainya”, ini hanyalah untuk menarik pelajaran dari sebuah pengalaman. Dengan kata lain, orang yang beriman mengetahui bahwa ada kebaikan dalam apa pun yang terjadi. Ia berpikir positif dan belajar dari kesalahannya, serta mencari cara untuk memperbaikinya. Bagaimanapun juga, jika ia jatuh dalam kesalahan yang sama, ia ingat bahwa semuanya memiliki maksud tertentu dan mudah saja memutuskan untuk lebih berhati-hati dalam kesempatan mendatang. Bahkan jika hal yang sama terjadi puluhan kali lagi, seorang muslim harus ingat bahwa pada akhirnya peristiwa tersebut adalah untuk kebaikan dan menjadi hak Allah SWT yang kekal. Kebenaran ini juga dinyatakan secara panjang lebar oleh Nabi SAW.

Kekurangan  dan kesusahan  tanpa kita mencari dan mengundangnya, pastilah akan sudah ada. Tapi kebahagiaan dan kedamaian adalah  sesuatu yang memang harus diperjuangkan agar kita mendapatkan. Tapi hal itulah justru yang membentuk harapan untuk hidup selalu akan ada. Dan hal itu adalah penting, karena sedetik orang tak punya uang, dia pun bisa tetap mencari, tapi sedetik orang tak punya lagi harapan dan gairah untuk hidup, maka baginya dimanapun di sudut dunia ini, adalah tidak lagi berarti.
Terakhir, marilah kita menjadi insan yang selalu positif thinking, senantiasa bersikap optimis  yang kita tunjukkan dalam tutur kata kita yang sopan nan santun, penuh senyum dan bersahabat, kita tunjukkan dalam sikap kita yang penuh semangat, perjuangan dan kerja keras  pantang menyerah dengan harapan semoga Allah swt memberikan kesuksesan dan menghadirkan kedamaian serta kebahagiaan bagi kita, fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah amiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ* رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ * اَلَّلهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلَبلاَءِ وَاْلغَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَاْلفَخْشَاءَ وَاْلمُنْكَرَ وَسُيُوْفَ اْلُمْخَتِلفَةَ  وَالشَّدَائِدَ وَاْلِمحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَا صَّةً وَمِنْ بُلْدَاِن اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِ ْيٌر  رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

3 komentar: