اَلْحَمْدُ للهِ اَّلذِى هَدَانَا ِلهَذَا وَمَا كُنَّا ِلنَهْتَدِيَ
لَوْلاَ أَنْ هَدَانَااللهُ . اَشْهَدُ اَنْ
لآاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ لاَحَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهَ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَ نَا مُحَمَّدٍ خَتَمِ اْلأَ نْبِيِاءِ
وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلِّمِ. فَيَا اَيُّهَااْلُمْسِلُمُوْنَ فَيَا اَيُّهَا اْلُمؤْمِنُوْنَ رَحِمَكُمُ الله
اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله :
ِإتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَاَلى
فِي كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ
:أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ : وَاعْتَصِمُوْا
بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعَا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاْذكُرُوْا نِعْمَةََ اللهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ
اَعْدآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ ى ِاخْوَانًا.
Jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, “Ana ‘inda zhanni ‘abdi bi” (Aku seperti yang
diduga/dibayangkan hamba-Ku). Imam Al-Qurthubi, seperti dikutip pakar hadis
Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Baari (13/386),
menjelaskan dugaan atau sangkaan dimaksud adalah “dugaan pasti dikabulkan jika
berdoa, diterima jika bertobat, diampuni jika memohon ampunan (istighfar),
diberi balasan jika beribadah sesuai ketentuan”. Imam Nawawi dalam Syarh shahih Muslim (17/2) menambahkan,
“dugaan akan diberi kecukupan dalam hidup jika ia minta dicukupi”.
Hadis di atas mengajak kita untuk bersikap
optimis dalam menjalani kehidupan. Sekecil apa pun yang kita lakukan, selagi
disertai ketulusan, pasti akan diberi balasan oleh swt. (QS. Ali Imran 195).
Sebab rahmat Allah sangatlah luas, “maka janganlah
kalian berputus asa dari rahmat Allah”, demikian QS.Yusuf ayat 87.
Segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit telah diperuntukkan untuk
kebaikan manusia, karena ia telah dipilih untuk bertugas menjadi khalifah yang
akan memakmurkan bumi.
Sikap optimis inilah yang akan memberi
dorongan kuat dalam diri untuk berkarya, berkreasi dan berprestasi. Sebagai
contoh kisah Thalut dan Jalut yang terekam dalam (QS.Al-Baqarah 247-251). Tanpa
motivasi yang kuat bahwa pertolongan Allah pasti akan turun, tidak mungkin
dengan jumlah pasukan yang sangat terbatas raja muda, Thalut, berhasil
menyelamatkan bangsa Bani Israel dari kekejaman dan kedigdayaan Jalut. Motivasi
itu tumbuh karena mereka yakin pasti akan “menjumpai Tuhan”, sehingga “berapa banyak kelompok minoritas/ kecil berhasil
mengalahkan mayoritas/ besar dengan kekuasaan Allah” (QS.
Al-Baqarah 249). Dengan motivasi dan keyakinan yang kuat, Nabi Ya’qub yang
sudah tua renta dan hilang penglihatan dipertemukan kembali dengan anaknya,
Yusuf as., setelah berpisah sekian lama.
Memang betul bahwasanya; “tak seorang pun
dapat mengubah yang sudah ditakdirkan’”. Tetapi dalam pandangan Islam, manusia
memiliki kebebasan untuk memilih antara kebaikan atau keburukan (QS. Al-Balad:
10), (QS. Al-Syams : 8). Karena itu, jika diterpa musibah atau keburukan,
jangan tergesa-gesa menyalahkan Tuhan, orang lain atau lingkungan. Ketahuilah, “Kebaikan yang kamu terima adalah dari Allah, dan keburukan
yang kamu derita berasal dari dirimu sendiri”; QS. Al-Nisa Ayat 79.
Ayat 10 surah al-Jin mengajarkan kepada kita bagaimana bersopan santun kepada
Tuhan dengan tidak menisbatkan keburukan kepada-Nya. “Dan kami tidak tahu, apakah keburukan yang diinginkan oleh
penghuni bumi (asyarrun urida biman fil arhd),
ataukah mereka menghendaki agar Tuhan memberikan petunjuk (kebaikan) kepada
mereka (arada bihim rabbuhum rasyada)”. Perhatikan, ketika menunjuk
keburukan kata yang digunakan bersifat pasif/majhul (urida), dan
ketika menunjukkan kebaikan kata yang dipilih bersifat aktif (araada).
Seorang yang berfikir positif akan diliputi
dengan ketenangan dan hidup yang stabil. Kebaikan akan diterima sebagai anugrah
yang patut disyukuri, bukan berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya,
musibah akan dihadapi sebagai cobaan yang membuatnya tertantang untuk menggapai
hikmah (kebaikan) di balik itu. Untuk itu ia akan bersikap terbuka menerima
saran dan ide. Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan
membuat segala sesuatu lebih baik. Bahkan cobaan justru semakin membuatnya
optimis akan rahmat Tuhan. Perhatikan kehidupan Nabi Ya’qub. Dalam sebuah
riwayat, Ya’qub memperoleh keistimewaan karena cobaan demi cobaan yang diderita
telah membuatnya semakin berbaik sangka (husnu al-zhann) kepada
Tuhan (Tafsir Ibnu Katsir 4/18). Keluh kesahnya hanya ditumpahkan kepada Allah
Swt (QS. Yusuf 86), bukan kepada orang lain. Sehingga beliau cepat mengambil
tindakan dengan mengirim kembali anak-anaknya ke Negeri Mesir untuk mencari
Yusuf (QS. Yusuf 87).
Hadirin jamaah jum’at yang berbahagia
Tanda pemahaman yang benar akan arti iman adalah tidak
adanya kekecewaan akan apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini. Sebaliknya,
jika seseorang gagal melihat kebaikan dalam setiap peristiwa yang terjadi dan
terperangkap dalam ketakutan, kekhawatiran, keputusasaan, kesedihan, dan
sentimentalisme, ini menunjukkan kurangnya kemurnian iman. Dengan kata lain
salah satu ciri orang beriman adalah selalu berpikir positif. Orang yang
beriman mengetahui bahwa peristiwa yang pada awalnya terlihat tidak
menyenangkan, termasuk hal-hal yang disebabkan oleh tindakannya yang salah,
pada akhirnya akan bermanfaat baginya. Jika ia menyebutnya sebagai
“kemalangan”, “kesialan”, atau “seandainya”, ini hanyalah untuk menarik
pelajaran dari sebuah pengalaman. Dengan kata lain, orang yang beriman
mengetahui bahwa ada kebaikan dalam apa pun yang terjadi. Ia berpikir positif
dan belajar dari kesalahannya, serta mencari cara untuk memperbaikinya.
Bagaimanapun juga, jika ia jatuh dalam kesalahan yang sama, ia ingat bahwa
semuanya memiliki maksud tertentu dan mudah saja memutuskan untuk lebih
berhati-hati dalam kesempatan mendatang. Bahkan jika hal yang sama terjadi
puluhan kali lagi, seorang muslim harus ingat bahwa pada akhirnya peristiwa
tersebut adalah untuk kebaikan dan menjadi hak Allah SWT yang kekal. Kebenaran
ini juga dinyatakan secara panjang lebar oleh Nabi SAW.
Kekurangan dan kesusahan tanpa kita mencari
dan mengundangnya, pastilah akan sudah ada. Tapi kebahagiaan dan kedamaian
adalah sesuatu yang memang harus diperjuangkan agar kita mendapatkan.
Tapi hal itulah justru yang membentuk harapan untuk hidup selalu akan ada. Dan
hal itu adalah penting, karena sedetik orang tak punya uang, dia pun bisa tetap
mencari, tapi sedetik orang tak punya lagi harapan dan gairah untuk hidup, maka
baginya dimanapun di sudut dunia ini, adalah tidak lagi berarti.
Terakhir, marilah kita menjadi insan
yang selalu positif thinking, senantiasa bersikap optimis yang kita tunjukkan dalam tutur kata kita
yang sopan nan santun, penuh senyum dan bersahabat, kita tunjukkan dalam sikap
kita yang penuh semangat, perjuangan dan kerja keras pantang menyerah dengan harapan semoga Allah
swt memberikan kesuksesan dan menghadirkan kedamaian serta kebahagiaan bagi
kita, fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah amiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ
بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ
قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ
لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ
لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !!
اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ
مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ
قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ
اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ
عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ
الْعَطِيَّاتِ* رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ * اَلَّلهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلَبلاَءِ وَاْلغَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَاْلفَخْشَاءَ وَاْلمُنْكَرَ
وَسُيُوْفَ اْلُمْخَتِلفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَاْلِمحَنَ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَا صَّةً
وَمِنْ بُلْدَاِن اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ
قَدِ ْيٌر رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ
لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ رَبَّنَااَتِنَافِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
NUMPANG SHARE YA PAK...SEMOGA BERMANFAAT.
BalasHapusizin saya pakai untuk tugas praktik agama nggih.. Matur Nuwun
BalasHapusMasyaAllah
BalasHapus